Pages

Selasa, 21 Mei 2013

Ini Weekend ku kemarin (Catatan perjalanan ke Sorowako)


Weekend yang saya lalui minggu ini bisa dibilang sangat berkesan. Kenapa berkesan ? saya berkunjung ke sebuah tempat, di tempat ini, selain ilmu yang bisa didapat, tentunya berkunjung ke tempat ini sekaligus liburan dan refreshing. Tempat apa kah yang saya kunjungi ini ? tempat yang saya kunjungi adalah PT. Vale, sebuah perusahaan penambangan nikel yang terletak di Sorowako, Kab.Luwu Timur. Saya dan teman-teman yang mengambil mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi (SIA) serta beberapa dosen pendamping dan pegawai akademik, mendapat kesempatan berharga selama 3 hari 2 malam. Dari kamis sore kami berangkat dari Makassar, dan jumat pagi kami tiba disana. Rombongan kami berangkat menggunakan 2 bis, total ada 3 kelas yang berangkat. bis satu diisi oleh mahasiswa yang mengambil kelas SIA Ibu Grace, dan bis satunya di isi oleh mahasiswa yang mengambil kelas SIA Ibu Medy ditambah beberapa mahasiswa yang mengambil kelas SIA Pak Heryanto. Saya ikut di rombongan bis yang kedua karna saya mengambil kelas SIA Ibu Medy. Perjalanan yang kami tempuh kira-kira 10 jam lebih, terasa sangat menyenangkan karena dilalui dengan penuh suasana kekeluargaan, beberapa teman bercanda dan bernyanyi sepanjang perjalanan, beberapa pegawai bahkan dosen pun juga ikut bercanda, sehingga perasaan lelah pun tak terlalu dirasakan. Kami tiba disana kira-kira jam 6 pagi, molor beberapa dari yang direncanakan. Selain karena saat berangkat dari Makassar itu sudah jam 5 dari seharusnya jam 4, juga karenakan beberapa kali rombongan singgah untuk sholat,makan juga buang air.
Di lokasi pertambangan
Pukul 6 pagi nya kami tiba di Sorowako. Sorowako ini nama sebuah desa, terletak di kecamatan Nuha, di tempat inilah terdapat slokasi pertambangan dilakukan PT Vale. total PT Vale memiliki lahan tambang seluas 190.000 Hektar yang terdapat di beberapa wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan,Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Sorowako ini selain terdiri dari penduduk asli, kebanyakan yang tinggal disini adalah karyawan-karyawan dari PT Vale. PT Vale pun menyulap daerah ini menjadi daerah yang asri,hijau, serta nyaman, karena mereka sangat-sangat mendukung program penghijauan lingkungan. Beberapa lahan yang setelah di tambang, dilakukan penghijauan ulang kembali, bahkan PT Vale mempunyai Lahan khusus untuk melakukan pembibitan pohon-pohon, dengan maksud bibit pohon inilah yang nanti dipakai untuk menghijaukan lingkungan.
Tempat tinggal kami selama di Sorowako, terletak beberapa meter dari pinggir Danau Matano, lokasi tempat tinggal kami ini betul-betul sangat nyaman dan hijau, rumah nya pun beraksitektur tahan gempa. Di tiap tiap rumah, ada beberapa tong sampah yang diletakkan persis depan rumah. Fasilitas di rumah ini pun bisa dibilang sangat-sangat bagus, AC, Kamar mandi dengan 2 Jenis Air (Panas dan Dingin), bahkan Mesin Cuci. Jadi total kami menempati 3 rumah, 1 rumah ditempati teman-teman perempuan, 2 rumah di tempati kami para lelaki. Dosen-dosen disiapkan tempat tinggal sendiri, semacam mess khusus tamu yang mereka tempati.
 Jadi hari pertama, tepat di hari jumat, kami beristirahat sejenak setelah melalui perjalanan yang panjang. Aktivitas hari itu dimulai jam 9. Hari itu agenda kami adalah mendengarkan presentase dari tim Financing PT Vale, terkait Sistem Informasi Akuntansi mereka. Selama kami disana, tersedia 2 bis dari PT Vale yang mengantar jemput kami. Setelah bis datang, kami pun menuju ke sebuah aula, tempat presentase tersebut akan dilaksanakan. Siklus Pendapatan, Siklus Pengeluaran, dan Siklus Konversi, itulah materi yang akan disampaikan oleh tim Financing PT Vale. Sesi pertama, dibahas Siklus Pendapatan dan Siklus Pengeluaran. Sesi kedua dilanjutkan setelah sholat jumat, dan berakhir sampai setengah lima. Setelah agenda tersebut kami pun kembali ke rumah tempat tinggal kami.
Malamnya, agenda selanjutnya yaitu ramah tamah dengan beberapa pegawai PT Vale yang bekerja di bagian financing, yang tadi siang memberi materi kepada kami. Beberapa dari mereka ternyata lulusan Akuntansi Unhas, jadilah malam itu sekaligus menjadi ajang reuni. Mereka dengan beberapa dosen. Beberapa karyawan ini pun memberi wejangan-wejangan kepada kami, agar semoga kami dapat menyerap banyak pengalaman dari mereka agar berguna bagi kami di masa mendatang. Setelah agenda itu, kami semua pun kembali ke tempat tinggal kami masing-masing untuk beristirahat.
Di tempat tinggal kami, terdapat 15 orang, 1 pegawai akademik, dan satu senior angkatan 2008 yang tinggal bersama kami. Sisanya 13 orang itu merupakan mahasiswa angkatan 2011. Bisa di bayangkan apa yang terjadi di rumah itu ketika 13 orang seangkatan berkumpul, ya.. rumah yang tadi nya tertata rapi pun langsung berubah 180 drajat setelah kami tinggali. Maklum lelaki, tempat tidur berantakan, kamar mandi pun,sampah dari bungkus sabun,odol dan sikat gigi juga berserakan, saat makan juga, sampah-sampah dari bungkus makanan kami berserakan dimana-mana. 2 teman kami pun membawa Video Game, lengkaplah ‘kekacauan’ yang kami buat., Bapak pegawai akademik pun cuma bisa geleng-geleng melihat tingkah kami. Saya dan beberapa teman pun melakukan inisiatif-inisiatif kecil, kami mengatur jadwal untuk bergantian menyapu dan membersihkan tempat tinggal kami, kami juga bergantian untuk membuang sampah-sampah kami, toh tempat sampah nya sudah tersedia di depan rumah kami. Bagaimana kami akan nyaman tinggal di tempat yang berantakan seperti begini.
Hari kedua, jadwal kami jam 9 nanti adalah mengunjungi langsung lokasi pertambangannya. Siangnya kami juga berkunjung ke tempat pembenihan bibit pohon untuk penghijauan PT Vale. Sore hari nya kami juga mengunjungi salah satu bendungan yang dibangun PT Vale. Bendungan ini bernama Balambano, kalau tidak salah ingat, total ada 4 atau 3 bendungan. Bendungan ini digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik guna menghidupi alat-alat dari pabrik-pabrik PT Vale. 
Di bendungan balambano
Oh ia, sebelum agenda tersebut, beberapa dari kami yang bangun lebih pagi di hari sabtu itu berinisiatif untuk berenang di Danau Matano. Kata karyawan yang semalam ramah tamah dengan kami, airnya sangat hangat di pagi hari. Jadilah kami beberapa orang langsung jogging-jogging kecil menuju Danau Matano. Danau ini sangat bersih dan airnya jernih, masuknya pun gratis, lokasi ini biasa digunakan penduduk sekitar Sorowako atau beberapa karyawan untuk bersantai dan rekreasi. Danau ini sebenarnya sumber pembuangan dari limbah hasil pertambangan PT Vale, akan tetapi, air limbah dari proses pertambangan tersebut semuanya mengalami  proses penyaringan sedemikian rupa sehingga saat bermuara ke danau, airnya menjadi bersih, itu bisa dibuktikan dengan adanya ikan-ikan dan beberapa tanaman di dasar danau yang tetap hidup. Selama disana, tiap pagi dan sore teman-teman selalu menyempatkan diri untuk berenang di danau ini.
Saat di danau Matano

di lokasi pembibitan
Dan di hari ke 3 atau hari terakhir, kami mengunjungi beberapa UKM binaan PT Vale, siangnya kami makan siang di rumah salah seorang alumni, sore hari nya kami pun kembali ke Makassar. Kembali ke segala rutinitas, kembali ke aktivitas kuliah yang sudah hampir berakhir, ya, 2 minggu lagi kita akan menjalani final semester, anggaplah ini sebagai bagian dari merefresh pikiran..
Dari atas bis Bintang Prima, perjalanan pulang menuju Makassar,
Taufan Abdillah

Sabtu, 20 April 2013

RMK PENGAUDITAN, CHAPTER 8 (Sumber : Boynton, Modern Auditing, Edisi 8)

CHAPTER 8 : MATERIALITY DECISION AND PERFORMING ANALYTYCAL PROCEDURES


1. MATERIALITAS
Materialitas mendasari penerapan standar-standar auditing yang berlaku umum, terutama standar pekerjaan lapangan dan pelaporan.oleh karena itu, materialitas memiliki dampak yang mendalam pada audit laporan keuangan. SAS 47,  Audit Risk and Materiality in Conducting Auditing (AU 312.08), menyatakan agar auditor mempertimbangkan materialitas dalam 1) Merencanakan audit dan 2) Mengevaluasi apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi yang berlaku umum
KONSEP MATERIALITAS
Financial Accounting Standard Board (FASB) mendefinisikan materialitas sebagai :
“Besarnya suatu penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang, dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan yang dilakukan oleh orang yang mengandalkan pada informasi  tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji tersebut.”
Definisi diatas mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan keadaan-keadaan yang berhubung dengan satuan usaha (perusahaan klien), dan informasi yang diperlukan oleh mereka yang akan bergantung pada laporan keuangan yang telah diaudit. Karena tanggung jawab menentukan apakah laporan keuangan salah saji secara material, auditor harus, berdasarkan temuan salah saji yang material, menyampaikan hal itu kepada klien sehingga bisa dilakukan tindakan koreksi. Sebagai contoh, suatu jumlah yang material bagi laporan keuangan suatu entitas mungkin tidak material bagi laporan keuangan entitas lainnya yang memiliki ukuran atau sifat yang berbeda. Juga apa yang material bagi laporan keuangan entitas tertentu mungkin akan berubah daru satu period eke periode lainnya.
2. PERTIMBANGAN PENDAHULUAN MENGENAI MATERIALITAS
Auditor melakukan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas dalam perencanaan auditnya yang disebut materialitas perencanaan, mungkin dapat berbeda dengan tingkat materialitas yang digunakan pada saat pengambilan kesimpulan audit dan dalam mengevaluasi temuan audit karena (1) keadaan yang melingkupi berubah (2) informasi tambahan tentang klien dapat diperoleh selama berlangsungnya audit.
Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus menilai materialitas pada dua tingkat berikut :
·         Tingkat laporan keuangan : karena pendapat auditor mengenai kewajaran meluas sampai laporan keuangan secara keseluruhan
·         Tingkat saldo akun : karena auditor menguji saldo akun dalam memperoleh kesimpulan keseluruhan atas kewajaran laporan keuangan
 MATERIALITAS PADA TINGKAT LAPORAN KEUANGAN
Materialitas laporan keuangan adalah salah saji agregat minimum dalam suatu laporan keuangan yang cukup penting untuk mencegah laporan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dalam konteks ini, salah saji mungkin diakibatkan karena penerapan yang salah dari GAAP, berangkat dari fakta, atau penghilangan informasi yang diperlukan. Dalam membuat suatu pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas, auditor mula-mula menentukan tingkat agregat (keseluruhan) materialitas untuk setiap laporan. Sebagai contoh, diperkirakan bahwa kekeliruan berjumlah $ 100.000 untuk laporan laba-rugi dan             $ 200.000 untuk neraca akan material. Dalam kasus ini tidak tepat bagi auditor untuk menggunakan materialitas neraca dalam meencanakan audit karena jika salah saji dalam neraca berjumlah hingga $ 200.000 juga mempengaruhi laporan laba-rugi akan mengandung salah saji yang material. Untuk tujuan perencanaan, auditor harus menggunakan tingkat agregat terkecil dari salah saji yang dipertimbangkan sebagai material untuk setiap laporan keuangan.
            Pertimbangan pendahuluan auditor mengenai materialitas seringkali dibuat enam hingga Sembilan bulan sebelum tanggal neraca. Pertimbangan materialitas melibatkan pertimbangan kuantitatif dan kualitatif
Pertimbangan Kuantitatif
Pada saat ini baik standar akuntansi maupun standar auditing berisi pedoman resmi mengenai pengukuran kuantitatif dari materialitas. Berikut adalah gambaran mengenai beberapa pedoman yang digunakan dalam praktik.
·         5% hingga 10% dari laba bersih sebelum pajak (10% untuk laba yang lebih kecil, 5% untuk laba yang lebih besar)
·         ½% hingga 1% dari total aktiva
·         1% dari ekuitas
·         ½% hingga 1% dari pendapatn kotor
·         Suatu presentase variabel berdasarkan mana yang lebih besar antara total aktiva atau total pendapatan
Pertimbangan Kualitatif
            Pertimbangan kualitatif berhubungan dengan penyebab dari salah saji. Salah saji yang secara kuantitatif tidak material mungkin secara kualitatif akan material. Hal ini dapat terjadi misalnya ketika salah saji diakibatkan oleh suatu ketidakberesan (irregularities) atau tindakan melanggar hukum oleh klien. Penemuan atas terjadinya hal-hal tersebut dapat mengakibatkan auditor menyimpulkan bahwa terdapat risiko yang signifikan akan adanya salah saji tambahan yang serupa.

MATERIALITAS PADA TINGKAT SALDO AKUN
Materialitas saldo akun adalah salah saji minimum yang dapat muncul dalam suatu saldo akun hingga dianggap mengandung salah saji material.  Salah saji hingga tingkat tersebut dikenal sebagai salah saji yang dapat ditolerir. Dalam pertimbangan mengenai materialitas pada tingkat saldo akun, auditor harus mempertimbangkan hubungan antara materialitas pada tingkat saldo akun dan materialitas pada tingkat laporan keuangan. Pertimbangan ini harus mengarahkan auditor untuk merencanakan audit guna mendeteksi salah saji yang mungkin tidak material secara individual, tetapi apabila diagresi dengan salah saji pada akun yang lainnya, mungkin akan material terhadap laporan keuangan secara keseluruhan.

MENGALOKASIKAN MATERIALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA AKUN-AKUN
Bila pertimbangan awal auditor tentang materialitas laporan keuangan dikuantifikasikan, penaksiran awal tentang materialitas untuk setiap akun dapat diperoleh dengan mengalokasikan materialitas laporan keuangan kea kun secara individual. Dalam melakukan alokasi, auditor harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya salah saji dalam akun tertentu dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk memverifikasi akun tersebut. Sebagai contoh, salah saji paling mungkin muncul pada persediaan dalam aktiva tetap.





Auditor mengantisipasi beberapa salah saji yang terdapat dalam kas, aktiva tetap, serta aktiva lancar dan tidak lancar lainnya. Berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan klien, auditor mengharapkan pengujian akun tersebut secara signifikan lebih murah untuk di audit dari pada akun-akun lainnya. Dengan mengasumsikan bahwa estimasi pendahuluan atas materialitas laporan keuangan sebesar $ 60.000, pertimbangan rencana alokasi alternatif berikut :






            Dalam rencana A, materialitas telah dialokasikan secara proporsional pada setiap akun tanpa memandang salah saji moneter yang diharapkan atau biaya audit. Dalam rencana B, alokasi materialitas yang lebih besar di buat terhadap piutang dan persediaan dimana diharapkan lebih banyak terdapat salah saji dan biaya deteksi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, jumlah bukti yang diperlukan untuk akun-akun tersebut dikurangi, jika dibandingkan dengan rencana A, karena hubungan terbalik antara materialitas saldo akun dan bukti.

3. HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS DAN BUKTI AUDIT
Materialitas adalah salah satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor mengenai kecukupan (kuantitas yang diperlukan) bahan bukti. Ada perbedaan antara istilah materialitas dengan saldo akun material. Contohnya, secara umum adalah benar mengatakan bahwa semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang diperlukan (hubungan terbalik). Secara umum juga benar untuk mengatakan bahwa semakin besar atau semakin signifikan suatu saldo akun, maka semakin besar jumlah bukti yang diperlukan (hubungan langsung).

4. MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS
            AU 329.02, Analytical Prosedures (SAS 56), mendefinisikan prosedur analitas sebagai “evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dengan data non keuangan. Prosedur analitis digunakan dalam audit untuk tujuan berikut :
1.      Dalam tahap perencanaan audit, untuk membantu auditor dalam merencanakan sifat, waktu dan luasnya prosedur audit lainnya.
2.      Dalam tahap pengujian, sebagai pengujian substansif untuk memperoleh bukti mengenai asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau transaksi.
3.      Pada penyelesaian audit, dalam melakukan review akhir terhadap kelayakan kesuluruhan laporan keuangan yang di audit.
Prosedur analitis dapat membantu audior dalam perencanaan dengan :
1.      Meningkatkatkan pemahaman auditor tentang bisnis klien.
2.      Mengidentifikasi hubungan yang tidak biasa serta fluktuasi yang tidak diharapkan dalam data yang mungkin mengindikasikan bidang yang memiliki risiko salah saji paling besar.
Langkah langkah yang terlibat dalam melaksanakan prosedur analitis adalah sebagai berikut :
MENGIDENTIFIKASI PERHITUNGAN DAN PERBANDINGAN YANG AKAN DILAKUKAN
Jenis perhitungan dan perbandingan data yang digunakan secara umum termasuk hal hal berikut :
- Perbandingan data absolut
Prosedur ini membandingkan jumlah saat ini,seperti saldo akun, dengan suatu jumlah yang diharapkan atau diprediksi.
- Laporan keuangan ukuran umum
Prosedur ini membandingkan presentasi dari total yang berhubungan yang direpresentasikan oleh komponen laporan keuangan dengan jumlah yang diharapkan.
- Analisis rasio
Sejumlah rasio yang seringkali digunakan oleh manajemen atau analisis keuangan dapat dihitung dan dibandingkan dengan nilai yang diharapkan untuk rasio tersebut. Jumlah dari hasil perhitungan dapat dianalisis secara individual atau dalam kelompok yang berhubungan seperti rasio solvabilitas, efisiensi, dan profitabilitas.

- Analisis tren
Analisis tren melibatkan perbandingan beberapa data bagi lebih dari dua periode akuntansi untuk mengidentifikasi perubahan penting yang mungkin tidak nyata dari perbandingan yang terbatas pada periode saat ini dan periode masa lalu
- Hubungan informasi keuangan dengan informasi non keuangan
Data nonkeuangan seperti jumlah karyawan, luas ruang penjualan, dan volume barang yang diproduksi mungkin berguna dalam memperkirakan saldo akun yang berhubungan seperti beban gaji, penjualan, dan harga pokok produksi.
MENGEMBANGKAN EKSPEKTASI
Dasar pemikiran yang mendasari prosedur analitis dalam audit adalah hubungan antardata dapat diharapkan untuk terus berlanjut dalam ketidakberadaan kondisi yang diketahui atau sebaliknya. Selain itu, penting bagi auditor untuk mengembangkan secara independen ekspektasi sebelum melaksanakan perhitungan mengenai data klien sehingga perbandingan akhir tidak bias, dasar pemikiran ini digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dari berbagai sumber.

- Informasi keuangan klien untuk periode masa lalu yang dapat dibandingan memberikan pertimbangan bagi perubahan yang diketahui. Secara sederhana diasumsikan bahwa suatu saldo akun periode berjalan, persentase ukuran umum, rasio atau hubungan antara data keuangan dan data nonkeuangan harus memperkirakan jumlah periode masa lalu.
- Hasil yang diantisipasi berdasarkan anggaran formal dan peramalan. Pendekatan ini termasuk anggaran yang disiapkan klien, dan peramalan yang disiapkan oleh auditor.
- Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangan dalam suatu periode. Hal ini termasuk mempertimbangkan bagaimana perubahan dalam satu taun diharapkan akan mempengaruhi akun lainnya.
- Data industri. Persentase ukuran umum, rasio, dan data tren perusahaan dalam suatu industri tersedia untuk tujuan perbandingan dari sumber-sumber.
MELAKSANAKAN PENGHITUNGAN/PERBANDINGAN
Langkah ini termasuk mengakumulasi data yang akan digunakan dalam menghitung jumlah absolut dan persentase perbedaan antara jumlah saat ini dan tahun lalu, menghitung data ukuran umum serta data rasio, dan lain sebagainya. Selain itu, langkah ini juga termasuk pengumpulan data industri untuk tujuan perbandingan.
MENGANALISIS DATA DAN MENGIDENTIFIKASI PERBEDAAN SIGNIFIKAN
Analisis atas perhitungan dan perbandingan harus membuat auditor lebih memahami bisnis klien. Sebagai contoh, analisis mengenai data rasio yang tepat menyediakan penilaian berkelanjutan atas solvabilitas, efisiensi dan profitabilitas relatif terhada tahun lalu dan terhadap perusahaan lain dalam industri yang sama. Secara serupa, perbandingan data entitas tahun berjalan dan tahun lalu akan membantu auditor untuk memahami dampak kejadian atau keputusan penting terhadap laporan keuangan entitas.
MENYELIDIKI PERBEDAAN SIGNIFIKAN YANG TIDAK DIHARAPKAN
            Perbedaan signifikan yang tidak diharapkan harus diselidiki. Hal ini biasanya melibatkan pertimbangan ulang metode-metode dan faktor-faktor yang digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dan mengajukan pertanyaan kepada manajemen, kadang-kadang informasi baru akan mendukung perbaikan ekspektasi, yang pada akhirnya akan menghilangkan perbedaan signifikan.
MENENTUKAN DAMPAK ATAS PERENCANAAN AUDIT
Perbedaan signifikan yang tidak dapat dijelaskan biasanya dianggap sebagai indikasi suatu peningkatan risiko salah saji dalam akun-akun yang terlibat dalam perhitungan perbandingan. Dalam kasus ini, auditor biasanya akan merencanakan untuk melaksanakan pengujian yang ebih mendetil terhadap akun-aku tersebut. Prosedur analitis sering menyediakan auditor petunjuk mengenai apakah suatu akun lebih mungkin dinyatakan lebih saji atau kurang saji. Dengan mengarahkan perhatian auditor terhadap bidang-bidang yang memiliki risiko lebih tinggi, prosedur analitis dapat memberikan kontribusi bagi pelaksanaan audit yang lebih efektif dan efisien.          














Minggu, 31 Maret 2013

Absurd tengah malam


Malam yang dingin kembali datang.
1:09 AM, waktu jelas terpampang.
Dalam hati bertanya, masih bisa kah bertemu pagi ?
Hati bertanya, lagi dan lagi……..

Seperti malam sebelumnya, terasa sangat panjang
Yang aneh mata ini kok tak bosan-bosan ?
Mie instan pun menjadi solusi
Oh ternyata lapar, perut ku minta di isi…..

Entah mengapa mata ini sulit terpejam,
Seandainya segampang lampu, sekali klik langsung padam,
Matahari, tolong nanti beri aku tanda
Hangat sinar mu menyapa, berarti pagi itu masih ada…..

Rabu, 06 Maret 2013

Gagal Ikhlas



Hari itu ada 2 mata kuliah, jadwal kuliah di mulai pukul 10.05 dan berakhir 15.30, selesai kuliah dan shalat ashar di masjid fakultas, saya langsung ke lapangan 1 Unhas untuk latihan sepakbola. Capek ? tentu saja, apa lagi malam nya saya tidur jam 2 dini hari. Lengkaplah rasa lelah yang menghinggapi badan ini. Pulang dari kampus, saya mandi lalu sholat maghrib, setelah sholat maghrib saya ingin tidur sejenak dengan bermaksud melepas lelah. Kira-kira baru 10 menit mata terpejam, telepon genggam saya berbunyi, saya meraihnya. dengan membuka mata sedikit, saya melihat identitas dari penelpon, ternyata om saya yang di BTP.Bisa ke rumah dulu ? saya lagi di luar kota, itu tante mu minta tolong, ada yang mau na suruh kan ko”. “Oh ia om tunggu mi sebentar”. Saya lalu siap-siap dan langsung bergegas pergi ke BTP. Jarak dari rumah yang saya tinggali ke BTP tidak terlalu jauh, jadi hanya butuh waktu sekitar 5 menit menuju ke sana.
Tiba disana, Tante menyambut saya, setelah berbincang sedikit, ternyata hal yang mau disuruhkan ke saya itu adalah hanya membuang (maaf) bangkai tikus mati yang ada di bawah rak sepatu. bangkai tikus broooooooo !!!!!!!! sisi tidak baik saya tiba-tiba berbisik “Bro, kamu mengorbankan waktu istirahat hanya untuk hal begini ?”. “Bro, bantu mi, kau itu, rajin-rajin ko, siapa lagi yang mau disuruh kalau bukan kau, masa tante mu yang harus buang itu bangkai ?” sisi baik saya mencoba untuk mengimbangi hasutan dari sisi tidak baik. ok, saya setuju dengan sisi baik saya. Kalau bukan saya, siapa lagi ? Om saya ini memiliki dua anak. Yang sulung itu perempuan kelas 3 SMA, masa perempuan disuruh beginian ? Anak kedua nya itu laki-laki kelas 6 SD, masih kecil. Akhirnya saya membuang bangkai itu,  setelah itu tante menyuruh saya makan malam dulu baru pulang.
 Ah, kali ini saya rasa saya tidak ikhlas membantu, harus melalui pertentangan batin dulu. Ikhlas disaat capek bagi saya susah. Saya hanya memikirkan kenyamanan diri saya sendiri, tidak memikirkan kenyamanan keluarga Om yang terganggu dengan bau dari bangkai tersebut.

Selasa, 26 Februari 2013

Bukan untuk riya' (Minggu 2)








Saya selalu percaya dengan efek dari memberi. Memberi dalam hal apapun, dalam hal memberi sedekah, memberi pertolongan, memberi bantuan, bahkan memberi dalam konteks mentraktir teman-teman. Efek nya ? jelas apa yang kita beri itu akan ‘diganti’ oleh ALLAH. ‘diganti’ nya pun berlipat-lipat (Saya beberapa kali merasakannya), tentu dengan di iringi keikhlasan. minggu kemarin saya lalui dengan beberapa pekerjaan ‘memberi’. bukan untuk riya’, saya menulis ini nya hanya sekedar untuk berbagi cerita, tak bermaksud untuk memamerkan. Semua dimulai saat saya di tunjuk secara ‘paksa’ untuk menjadi ketua kelas. benar2 bukan keinginan saya. Kebetulan saya jadi ketua kelas di mata kuliah Pengantar Sosiologi. Proses pemilihannya pun saya merasa di dzalimi. Bagaimana tidak, pas Pak dosen bertanya “Siapa yang mau jadi ketua kelas ?” teman-teman serentak meneriakkan nama saya.  Demokrasi buta ini, Benar-benar saya di dzalimi. Akhirnya saya pun di tunjuk jadi ketua kelas, walau terpaksa sih, yaa mencoba untuk ikhlas,hitung-hitung tambah pengalaman. Selama kuliah baru semester 4 ini saya jadi ketua kelas.
Jadi saat minggu kedua, dosen menyuruh saya untuk mengcopy-kan GBRP (GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN) kepada semua mahasiswa di kelas nya. Di kelas kami, total berjumlah 56 mahasiswa. Entah mengapa yang memilih kelas ini begitu banyak. ada 17 Mahasiswa jurusan Akuntansi angkatan 2011 di kelas ini, sisa nya itu Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Manajemen angkatan 2012. Karena saya pikir “Ah paling hanya selembar”, akhir nya saya menolak usulan teman-teman yang ingin mengumpulkan uang. “Biar pake uang saya saja”, kata saya dengan mantap nya. Setelah saya print, ternyata semua nya ada 6 lembar. Dan yang mau di copykan ada 56 orang, berarti total nya 336 lembar, Hampir seperti 1 buku. Saya membuka dompet dan melihat isi nya, ada selembar Rp 100.000. dan itu benar-benar uang yang tersisa karena di rekening juga sudah tidak ada. Dengan mencoba untuk tetap ikhlas, saya tetap meng-copy semua nya memakai biaya sendiri dengan keyakinan “Pasti diganti dengan yang lebih besar oleh ALLAH”.
Minggu sore nya, saya berkunjung ke rumah Paman di BTP, ada Nenek datang dari kampung (Kampung saya di Belopa, silahkan cari dipeta atau Google Maps) bersama Paman yang bekerja di Luwuk Banggai. Paman saya ini mau balik ke Luwuk Banggai besok nya. Malam nya,Dia meminta saya untuk menemani nya membeli tas ransel sekaligus berkunjung ke beberapa keluarga untuk bersilaturrahmi. Paman saya ini saking sibuk nya, dari 2010, tidak pernah pulang kampung. Lebaran pun tidak pulang, maka nya saat ada kesempatan libur, dia pulang dan berusaha bersilaturrahmi ke semua keluarga-keluarga. Tepat jam 11, kami sudah tiba lagi di BTP. Saya lalu  pamit pulang karena besok nya kuliah. Saat pamit ke paman, Paman menyisipkan lembaran uang ke kantong kemeja saya. “Buat jajan” kata paman. Saat tiba di rumah dan mengecek uang nya, ternyata 3 lembar uang Rp.100.000. lihat, benar-benar diganti oleh ALLAH bukan ? berlipat-lipat pula. Saya hanya bisa tersenyum dan tak henti-henti nya mengucap syukur dalam hati.

  


Senin, 11 Februari 2013

RMK Sistem Informasi Akuntansi (Sumber : Accounting Information System, James Hall)


CHAPTER 1 : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DARI PERSPEKTIF AKUNTAN

1. Lingkungan Informasi
     
     A. Apakah Sistem Itu ?
Bagi kebanyakan orang, istilah sistem menimbulkan gambaran mental tentang komputer dan program. Kenyataannya, istilah ini memiliki makna yang lebih luas, sebagian sistem muncul secara alami (semua bentuk kehidupan) sementara sebagian lain secara artifisial (buatan manusia).

B. Suatu kerangka kerja bagi Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pemakai.
Sistem informasi menerima input, disebut transaksi, yang kemudian dikonversi melalui berbagai proses menjadi output informasi yang akan didstribusikan kepada para pemakai informasi. 

Transaksi adalah sebuah peristiwa yang mempengaruhi atau penting bagi organisasi dan  diproses oleh sistem informasinya sebagai sebuah unit kerja.  Transaksi dibagi menjadi dua kelas  :
1. Transaksi keuangan, yaitu sebuah peristiwa ekonomi yang mempengaruhi aktiva dan ekuitas suatu organisasi, direfleksikan dalam akun-akunnya, dan diukur dalam satuan moneter.

2. Transaksi non-keuangan, termasuk dalam semua peristiwa yang diproses oleh sistem informasi organisasi yang tidak memenuhi definisi sempit dari transaksi keuangan. Misalnya menambah seorang pemasok baru bahan mentah dalam daftar para pemasok yang sah merupakan sebuah peristiwa yang dapat diproses oleh sistem informasi perusahaan sebagai sebuah transaksi.




C. Subsistem SIA
Subsistem-subsistem SIA memproses transaksi keuangan dan non-keuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.  SIA terdiri atas tiga subsistem utama  :
1. Sistem pemrosesan transaksi – SPT (Transaction Processing System), yang mendukung       operasi bisnis setiap hari dengan sejumlah dokumen dan pesan-pesan untuk para pemakai       seluruh organisasi.  SPT merupakan pusat dari seluruh fungsi sistem informasi dengan     mengkonversi peristiwa ekonomi ke transaksi keuangan, mencatat transaksi keuangan   dalam record akuntansi, dan mendistribusi informasi keuangan yang utama ke personel             operasi untuk mendukung kegiatan operasi harian mereka.

2. Sistem pelaporan buku besar/keuangan – SPBB /K (general ledger/financial reporting          system), yang menghasilkan laporan keuangan trdisional seperti laporan laba rugi, neraca,       laporan arus kas, pengembalian pajak, dan laporan-laporan lainnya yang ditetapkan oleh             hukum.

3. Sistem pelaporan manajemen – SPM (management reporting system), yang menyediakan     manajemen internal dengan laporan keuangan dengan tujuan khusus dan informasi yang      diperlukan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan varian, dan laporan       pertanggungjawaban.


D. Akuisisi Sistem Informasi
Organisasi memperoleh sistem informasi dengan dua cara yaitu dengan mengembangkan sistem yang dibakukan dari awal melalui aktivitas pengembangan sistem in-house dan dengan cara membeli sistem komersial yang sudah diprogram dari para pemasok perangkat lunak.  Tiga jenis perangkat lunak komersial adalah  :

1. Turnkey systems merupakan sistem yang sudah selesai dan sudah diuji dan siap untuk       diimplementasikan.

2. Backbone systems terdiri atas sebuah struktur sistem dasar untuk dibangun, logika           pemrosesan utamanya adalah pra-pemrogaman, dan pemasoknya kemudian mendesain perangkat pemakai untuk disesuaikan dengan kebutuhan unik setiap kliennya.
  
3. Vendor-supported systems merupakan sistem baku (atau dibakukan) yang dibeli               organisasi secara komersial, bukannya dikembangkan secara in-house.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi mencerminkan distribusi tanggung jawab, otoritas dan akuntabilitas (pertanggung jawaban) seluruh organisasi. 

A. Segmen Bisnis
Organisasi bisnis terdiri atas unit-unit atau segmen-segmen fungsional.  Tiga pendekatan yang paling umum untuk mensegmentasikan sebuah perusahaan meliputi  :
1. Lokasi geografis, banyak organisasi memiliki kegiatan operasional yang menyebar di seluruh negara dan dunia.

2. Jalur Produk, menciptakan divisi terpisah untuk tiap jalur produk, seolah-olah mereka merupakan perusahaan yang terpisah.

3. Fungsi Bisnis, segmentasi fungsional membagi organisasi menjadi wilayah-wilayah tanggung jawab yang terspesialisasi berdasarkan tugas.

B. Segmen Fungsional
Segmentasi berdasarkan fungsi bisnis adalah metode pengaturan yang paling umum.

Manajemen bahan baku adalah merencanakan dan mengendalikan persediaan bahan baku perusahaan. Manajemen bahan baku memiliki tiga subfungsi:
1.  Pembelian  adalah tanggung jawab untuk memesan persediaan dari berbagai pemasok ketika tingkat persediaan jatuh ke titik pemesanan ulang.

2. Penerimaan adalah pekerjaan menerima persediaan yang sebelumnya dipesan oleh bagian pembelian.

3. Penyimpanan merupakan aktivitas penyimpanan fisik berbagai persediaan yang diterima dan pelepasan sumber daya ini kedalam proses produksi ketika dibutuhkan.


Produksi
Aktivitas produksi terjadi dalam siklus konversi dimana bahan baku mentah, tenaga kerja, dan aktiva pabrik digunakan untuk membuat produk jadi.

Pemasaran
Pasar perlu mengetahui dan memiliki akses ke berbagai produk perusahaan. Fungsi pemasaran berhubungan dengan berbagai masalah strategi promosi, periklanan, dan riset pasar produk.

Distribusi
Aktivitas untuk membuat produk sampai ke tangan pelanggan setelah adanya penjualan.

Personalia
Fungsi personalia yang dikembangkan secara lengkap meliputi perekrutan, pelatihan, pendidikan lanjutan, konsultasi, evaluasi, hubungan ketenagkerjaan, dan administrasi kompensasi.
 Keuangan
Fungsi keuangan mengelola sumber daya keuangan perusahaan melalui aktifitas perbankan dan perbendaharaan, manajemen portofolio, evaluasi kredit, pengeluaran kas, dan penerimaan kas.

C. Fungsi Akuntansi 
Fungsi akuntansi mengatur sumber daya informasi keuangan perusahaan. Peranfungsi akuntansi yaitu menangkap dan mencatat efek-efek keuangan dari transaksi perusahaan, mendistribusikan informai transaksi ke personel-personel operasi untuk mengkoordinasikan tugas-tugas utama mereka.


D.  Fungsi Jasa Komputer 

3. Pemrosesan Data Tepusat
Semua pemrosesan data dilakukan oleh satu atau lebih komputer besar yangditempatkan dibagian tengah yang melayani semua pemakai dalam organisasi.

Administrasi database, perusahaan yang diorganisasi secara terpusat mempertahankansumber daya data mereka pada lokasi sentral yang digunakan bersama oleh semuapemakai akhir. Pemrosesan data, mengatur sumber daya komputer yang digunakan untuk melakukanpemrosesan transaksi hari demi hari terdiri atas kontrol data, konversi data, operasikomputer, dan perpustakaan data.




Pengembangan dan Pemeliharan Sistem, kebutuhan pemakai akan sistem informasidipenuhi oleh dua fungsi yang saling terkait yaitu sistem pengembangan dan sistempemeliharaan. Sistem pengembangan bertangung jawab untuk menganalisis kebutuhanpemakai dan mendesain sistem yang baru utnuk memuaskan kebutuhan-kebutuhantersebut. Sistem pengembangan terdiri atas profesional sistem, pemakai akhir danstakeholders.

A. Pemrosesan Data Distribusi (PDD)
PDD melibatkan pengorganisasian kembali fungsi jasa komputer ke unit-unit pemrosesan informasi yang lebih kecil, kemudian didistribusikan ke pemakai akhir dan
ditempatkan dibawah kontrol mereka. Adapun kelemahan-kelemaha PDD yaitu salahmanjemen terhadap sumber daya organisasi, ketidakcocokan perangkat keras danperangkat lunak, tugas yang berlebihan, konsolidasi kegiatan-kegiatan yang tidak cocok,mempekerjakan profesional berkualitas dan kurangnya standar. Sedangkan yangmenjadi kekuatan PDD adalah pengurangan biaya, meningkatkan tanggung jawabkontrol biaya, meningkatkan kepuasan pemakai, dan pendukung.


4. Evolusi Model-Model Sistem Informasi.

A. Model Proses Manual
Model proses manual adalah bentuk yang paling tua dan tradisional dari sistemakuntansi., membentuk peristiwa-peristiwa fisik, sumber daya dan personel yangmencirikan kebanyakan proses bisnis.

Model Flat file, menjelaskan suatu lingkungan dimana file-file data individual tidakberkaitan dengan file-file lainnya. Pemakai akhir mempunyai file data sendiri dan tidakmenggunakan bersama pemakai lainnya

B. Model Database
Sebuah organisasi dapat mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan flat file dengan mengimplementasikan model database kemanajemen data. Pendekatanini memusatkan organisasi data ke sebuah database umum yang dipakai bersama-samaoleh para pemakai. Akses kesumber data dikontrol oleh sistem manajemen database(DBMS –database management systems). DBMS merupakan sistem perangkat lunakkhusus yang diprogram untuk mengetahui elemen-elemen data yang dapat diotorisasisetiap pemakai untuk diakses. Jika pamakai meminta data dimana ia tidak memilikiotoritas akases atas data tersebut, permintaan akan ditolak. Melalui pemakaian databersama, masalah yang berkaitan dengan pendekatan flat file mungkin dapat diatasidiantaranya pnghapusan kelebihan data, pembaruan tunggal, dan nilai lancar








\C. Model REA
REA adalah kerangka akuntansi untuk membuat model Resourrce, Events dan
Agents yang kritikal dalam organisasi dan relasi diantara mereka. Elemen-elemen REAdirangkum sebagai berikut :
1.Sumber daya ekonomi adalah aktiva dari organisasi

2.Peristiwa-peristiwa ekonomi merupakan fenomena yang mempengaruhiperubahan sumber daya.

3.Agen-agen ekonomi adalah para individu dan departemen-departemen yangberpartisipasi dalam peristiwa ekonomi.

Model REA mensyaratkan bahwa fenomena akuntansi dicirikan dengan cara yangkonsisten dengan pengembangan perspektif pemakai majemuk. REA merupakansebuah model konseptual, bukan sistem fisik. Namun banyak dari prinsip-prinsipnyaditemukan dalam sistem database yang sudah maju. Aplikasi yang paling penting darifilosofi REA dilihat dalam perkembangan sistem ERP

D. Sistem ERP (Enterprise Resource Planning)
ERP merupakan sebuah model sistem informasi yang memampukan suatuorganisasi untuk mengotomatiskan dan mengintegrasikan proses-proses bisniskuncinya. ERP memecah dua hambatan fungsional tradisional dengan memfasilitasi pemakaian data berasama, arus informasi, dan dengan memperkenalkan praktik-praktikbisnis umum diantara semua pemakai organisasi.Sebagian modul-modul ERP yang sudah dikenal umum adalah manajemen aktiva,akuntansi keuangan, solusi industri spesifik, pemeliharaan pabrik, perencanaanproduksi, manajemen kualitas, penjualan dan distribusi, dan manajemen persediaan.Salah satu masalah dengan modul-modul yang terstandarisasi adalah bahwa merekamungkin tidak selalu memenuhi kebutuhan organisasi secara tepat


5. Peran Akuntan
Para akuntan pertama-tama terlibat dengan tiga cara yaitu:

A.  Akuntan sebagai pemakai
Dalam kebanyakan organisasi, fungsi akuntansi merupakan pemakai tungal yang paling besar dari jasa komputer. Sebagai pemakai akhir, para akuntan harusmemberikan gambaran yang jelas tentang kebutuhan mereka kepada para profesionalyang mendesain sistem mereka.

B.  Akuntan sebagai desainer sistem
Apresiasi terhadap tanggung jawab akuntan untuk suatu desain sistemmemerlukan perspektif historis yang mendahului komputer sebagai alat informasi bisnis.Secara tradisional, para akuntan bertanggung jawab untuk aspek-aspek kunci darisistem informasi, termasuk menilai kebutuhan informasi pemakai, mendefinisikan isi danformat output laporan, menspesifikasi sumber data, memiliki peraturan akuntansispesifik, dan menentukan kontrol yang diperlukan untuk menjaga integritas dan efisien sisistem informasi. Pada masa sekarang, tanggung jawab desain sistem dibagi diantaraakuntan dan profesional komputer sebagai berkuit : fungsi akuntansi bertanggung jawabuntuk sistem untuk sistem koseptual dan fungsi komputer bertanggung jawab untuksistem fisiknya saja.

C. Akuntan sebagai auditor sistem
 Auditing adalah salah satu bentuk pengujian independen yang dilakukan olehseorang ahli auditor yang menunjukan pendapatnya tentang kejujuran (fairness) sebuah laporan keuangan. Keyakinan publik pada reliabilitas laporan keuangan yang dihasilkansecara internal terletak pada validasi yang dilakukan oleh seorang auditor ahli dan independen, jasa ini sering disebut sebagai fungsi pembuktian (attest function).



Auditing Eksternal
Secara historis, tanggung jawab akuntan eksternal sebagai seorang auditor sistem terbatas pada fungsi pembuktian yang disebutkan sebelumnya.

 Assurance service
adalah jasa profesional, termasuk fungsi pembuktian yang didesain untuk meningkatan kualitas informasi, baik keuangan maupun non-keuangan, yangdigunakan oleh para pengambil keputusan.

 AuditingTI
 biasanya dilakukan sebagai bagian dari audit keuangan. Auditor TI membuktikan  integritas elemen-elemen dari sistem informasi organisasi yang semakin kompleks dengan adanya teknologi komputer

Auditing Internal
 Auditing internal merupakan fungsi penilaian dalam organisasi. Auditor internal melakukan serangkaian kegiatan atas nama organisasi, termasuk diantaranyamelakukan audit laporan keuangan, mengkaji kesesuaian kegiatan operasi dengankebijakan organisasi, mempelajari kesesuaian organisasi dengan kewajiban umum   mengevaluasi efisiensi operasional, mendeteksi dan mengejar kecurangan dalamperusahaan, dan melakukan audit TI