Pages

Senin, 11 Februari 2013

RMK Sistem Informasi Akuntansi (Sumber : Accounting Information System, James Hall)


CHAPTER 1 : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DARI PERSPEKTIF AKUNTAN

1. Lingkungan Informasi
     
     A. Apakah Sistem Itu ?
Bagi kebanyakan orang, istilah sistem menimbulkan gambaran mental tentang komputer dan program. Kenyataannya, istilah ini memiliki makna yang lebih luas, sebagian sistem muncul secara alami (semua bentuk kehidupan) sementara sebagian lain secara artifisial (buatan manusia).

B. Suatu kerangka kerja bagi Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pemakai.
Sistem informasi menerima input, disebut transaksi, yang kemudian dikonversi melalui berbagai proses menjadi output informasi yang akan didstribusikan kepada para pemakai informasi. 

Transaksi adalah sebuah peristiwa yang mempengaruhi atau penting bagi organisasi dan  diproses oleh sistem informasinya sebagai sebuah unit kerja.  Transaksi dibagi menjadi dua kelas  :
1. Transaksi keuangan, yaitu sebuah peristiwa ekonomi yang mempengaruhi aktiva dan ekuitas suatu organisasi, direfleksikan dalam akun-akunnya, dan diukur dalam satuan moneter.

2. Transaksi non-keuangan, termasuk dalam semua peristiwa yang diproses oleh sistem informasi organisasi yang tidak memenuhi definisi sempit dari transaksi keuangan. Misalnya menambah seorang pemasok baru bahan mentah dalam daftar para pemasok yang sah merupakan sebuah peristiwa yang dapat diproses oleh sistem informasi perusahaan sebagai sebuah transaksi.




C. Subsistem SIA
Subsistem-subsistem SIA memproses transaksi keuangan dan non-keuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.  SIA terdiri atas tiga subsistem utama  :
1. Sistem pemrosesan transaksi – SPT (Transaction Processing System), yang mendukung       operasi bisnis setiap hari dengan sejumlah dokumen dan pesan-pesan untuk para pemakai       seluruh organisasi.  SPT merupakan pusat dari seluruh fungsi sistem informasi dengan     mengkonversi peristiwa ekonomi ke transaksi keuangan, mencatat transaksi keuangan   dalam record akuntansi, dan mendistribusi informasi keuangan yang utama ke personel             operasi untuk mendukung kegiatan operasi harian mereka.

2. Sistem pelaporan buku besar/keuangan – SPBB /K (general ledger/financial reporting          system), yang menghasilkan laporan keuangan trdisional seperti laporan laba rugi, neraca,       laporan arus kas, pengembalian pajak, dan laporan-laporan lainnya yang ditetapkan oleh             hukum.

3. Sistem pelaporan manajemen – SPM (management reporting system), yang menyediakan     manajemen internal dengan laporan keuangan dengan tujuan khusus dan informasi yang      diperlukan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan varian, dan laporan       pertanggungjawaban.


D. Akuisisi Sistem Informasi
Organisasi memperoleh sistem informasi dengan dua cara yaitu dengan mengembangkan sistem yang dibakukan dari awal melalui aktivitas pengembangan sistem in-house dan dengan cara membeli sistem komersial yang sudah diprogram dari para pemasok perangkat lunak.  Tiga jenis perangkat lunak komersial adalah  :

1. Turnkey systems merupakan sistem yang sudah selesai dan sudah diuji dan siap untuk       diimplementasikan.

2. Backbone systems terdiri atas sebuah struktur sistem dasar untuk dibangun, logika           pemrosesan utamanya adalah pra-pemrogaman, dan pemasoknya kemudian mendesain perangkat pemakai untuk disesuaikan dengan kebutuhan unik setiap kliennya.
  
3. Vendor-supported systems merupakan sistem baku (atau dibakukan) yang dibeli               organisasi secara komersial, bukannya dikembangkan secara in-house.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi mencerminkan distribusi tanggung jawab, otoritas dan akuntabilitas (pertanggung jawaban) seluruh organisasi. 

A. Segmen Bisnis
Organisasi bisnis terdiri atas unit-unit atau segmen-segmen fungsional.  Tiga pendekatan yang paling umum untuk mensegmentasikan sebuah perusahaan meliputi  :
1. Lokasi geografis, banyak organisasi memiliki kegiatan operasional yang menyebar di seluruh negara dan dunia.

2. Jalur Produk, menciptakan divisi terpisah untuk tiap jalur produk, seolah-olah mereka merupakan perusahaan yang terpisah.

3. Fungsi Bisnis, segmentasi fungsional membagi organisasi menjadi wilayah-wilayah tanggung jawab yang terspesialisasi berdasarkan tugas.

B. Segmen Fungsional
Segmentasi berdasarkan fungsi bisnis adalah metode pengaturan yang paling umum.

Manajemen bahan baku adalah merencanakan dan mengendalikan persediaan bahan baku perusahaan. Manajemen bahan baku memiliki tiga subfungsi:
1.  Pembelian  adalah tanggung jawab untuk memesan persediaan dari berbagai pemasok ketika tingkat persediaan jatuh ke titik pemesanan ulang.

2. Penerimaan adalah pekerjaan menerima persediaan yang sebelumnya dipesan oleh bagian pembelian.

3. Penyimpanan merupakan aktivitas penyimpanan fisik berbagai persediaan yang diterima dan pelepasan sumber daya ini kedalam proses produksi ketika dibutuhkan.


Produksi
Aktivitas produksi terjadi dalam siklus konversi dimana bahan baku mentah, tenaga kerja, dan aktiva pabrik digunakan untuk membuat produk jadi.

Pemasaran
Pasar perlu mengetahui dan memiliki akses ke berbagai produk perusahaan. Fungsi pemasaran berhubungan dengan berbagai masalah strategi promosi, periklanan, dan riset pasar produk.

Distribusi
Aktivitas untuk membuat produk sampai ke tangan pelanggan setelah adanya penjualan.

Personalia
Fungsi personalia yang dikembangkan secara lengkap meliputi perekrutan, pelatihan, pendidikan lanjutan, konsultasi, evaluasi, hubungan ketenagkerjaan, dan administrasi kompensasi.
 Keuangan
Fungsi keuangan mengelola sumber daya keuangan perusahaan melalui aktifitas perbankan dan perbendaharaan, manajemen portofolio, evaluasi kredit, pengeluaran kas, dan penerimaan kas.

C. Fungsi Akuntansi 
Fungsi akuntansi mengatur sumber daya informasi keuangan perusahaan. Peranfungsi akuntansi yaitu menangkap dan mencatat efek-efek keuangan dari transaksi perusahaan, mendistribusikan informai transaksi ke personel-personel operasi untuk mengkoordinasikan tugas-tugas utama mereka.


D.  Fungsi Jasa Komputer 

3. Pemrosesan Data Tepusat
Semua pemrosesan data dilakukan oleh satu atau lebih komputer besar yangditempatkan dibagian tengah yang melayani semua pemakai dalam organisasi.

Administrasi database, perusahaan yang diorganisasi secara terpusat mempertahankansumber daya data mereka pada lokasi sentral yang digunakan bersama oleh semuapemakai akhir. Pemrosesan data, mengatur sumber daya komputer yang digunakan untuk melakukanpemrosesan transaksi hari demi hari terdiri atas kontrol data, konversi data, operasikomputer, dan perpustakaan data.




Pengembangan dan Pemeliharan Sistem, kebutuhan pemakai akan sistem informasidipenuhi oleh dua fungsi yang saling terkait yaitu sistem pengembangan dan sistempemeliharaan. Sistem pengembangan bertangung jawab untuk menganalisis kebutuhanpemakai dan mendesain sistem yang baru utnuk memuaskan kebutuhan-kebutuhantersebut. Sistem pengembangan terdiri atas profesional sistem, pemakai akhir danstakeholders.

A. Pemrosesan Data Distribusi (PDD)
PDD melibatkan pengorganisasian kembali fungsi jasa komputer ke unit-unit pemrosesan informasi yang lebih kecil, kemudian didistribusikan ke pemakai akhir dan
ditempatkan dibawah kontrol mereka. Adapun kelemahan-kelemaha PDD yaitu salahmanjemen terhadap sumber daya organisasi, ketidakcocokan perangkat keras danperangkat lunak, tugas yang berlebihan, konsolidasi kegiatan-kegiatan yang tidak cocok,mempekerjakan profesional berkualitas dan kurangnya standar. Sedangkan yangmenjadi kekuatan PDD adalah pengurangan biaya, meningkatkan tanggung jawabkontrol biaya, meningkatkan kepuasan pemakai, dan pendukung.


4. Evolusi Model-Model Sistem Informasi.

A. Model Proses Manual
Model proses manual adalah bentuk yang paling tua dan tradisional dari sistemakuntansi., membentuk peristiwa-peristiwa fisik, sumber daya dan personel yangmencirikan kebanyakan proses bisnis.

Model Flat file, menjelaskan suatu lingkungan dimana file-file data individual tidakberkaitan dengan file-file lainnya. Pemakai akhir mempunyai file data sendiri dan tidakmenggunakan bersama pemakai lainnya

B. Model Database
Sebuah organisasi dapat mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan flat file dengan mengimplementasikan model database kemanajemen data. Pendekatanini memusatkan organisasi data ke sebuah database umum yang dipakai bersama-samaoleh para pemakai. Akses kesumber data dikontrol oleh sistem manajemen database(DBMS –database management systems). DBMS merupakan sistem perangkat lunakkhusus yang diprogram untuk mengetahui elemen-elemen data yang dapat diotorisasisetiap pemakai untuk diakses. Jika pamakai meminta data dimana ia tidak memilikiotoritas akases atas data tersebut, permintaan akan ditolak. Melalui pemakaian databersama, masalah yang berkaitan dengan pendekatan flat file mungkin dapat diatasidiantaranya pnghapusan kelebihan data, pembaruan tunggal, dan nilai lancar








\C. Model REA
REA adalah kerangka akuntansi untuk membuat model Resourrce, Events dan
Agents yang kritikal dalam organisasi dan relasi diantara mereka. Elemen-elemen REAdirangkum sebagai berikut :
1.Sumber daya ekonomi adalah aktiva dari organisasi

2.Peristiwa-peristiwa ekonomi merupakan fenomena yang mempengaruhiperubahan sumber daya.

3.Agen-agen ekonomi adalah para individu dan departemen-departemen yangberpartisipasi dalam peristiwa ekonomi.

Model REA mensyaratkan bahwa fenomena akuntansi dicirikan dengan cara yangkonsisten dengan pengembangan perspektif pemakai majemuk. REA merupakansebuah model konseptual, bukan sistem fisik. Namun banyak dari prinsip-prinsipnyaditemukan dalam sistem database yang sudah maju. Aplikasi yang paling penting darifilosofi REA dilihat dalam perkembangan sistem ERP

D. Sistem ERP (Enterprise Resource Planning)
ERP merupakan sebuah model sistem informasi yang memampukan suatuorganisasi untuk mengotomatiskan dan mengintegrasikan proses-proses bisniskuncinya. ERP memecah dua hambatan fungsional tradisional dengan memfasilitasi pemakaian data berasama, arus informasi, dan dengan memperkenalkan praktik-praktikbisnis umum diantara semua pemakai organisasi.Sebagian modul-modul ERP yang sudah dikenal umum adalah manajemen aktiva,akuntansi keuangan, solusi industri spesifik, pemeliharaan pabrik, perencanaanproduksi, manajemen kualitas, penjualan dan distribusi, dan manajemen persediaan.Salah satu masalah dengan modul-modul yang terstandarisasi adalah bahwa merekamungkin tidak selalu memenuhi kebutuhan organisasi secara tepat


5. Peran Akuntan
Para akuntan pertama-tama terlibat dengan tiga cara yaitu:

A.  Akuntan sebagai pemakai
Dalam kebanyakan organisasi, fungsi akuntansi merupakan pemakai tungal yang paling besar dari jasa komputer. Sebagai pemakai akhir, para akuntan harusmemberikan gambaran yang jelas tentang kebutuhan mereka kepada para profesionalyang mendesain sistem mereka.

B.  Akuntan sebagai desainer sistem
Apresiasi terhadap tanggung jawab akuntan untuk suatu desain sistemmemerlukan perspektif historis yang mendahului komputer sebagai alat informasi bisnis.Secara tradisional, para akuntan bertanggung jawab untuk aspek-aspek kunci darisistem informasi, termasuk menilai kebutuhan informasi pemakai, mendefinisikan isi danformat output laporan, menspesifikasi sumber data, memiliki peraturan akuntansispesifik, dan menentukan kontrol yang diperlukan untuk menjaga integritas dan efisien sisistem informasi. Pada masa sekarang, tanggung jawab desain sistem dibagi diantaraakuntan dan profesional komputer sebagai berkuit : fungsi akuntansi bertanggung jawabuntuk sistem untuk sistem koseptual dan fungsi komputer bertanggung jawab untuksistem fisiknya saja.

C. Akuntan sebagai auditor sistem
 Auditing adalah salah satu bentuk pengujian independen yang dilakukan olehseorang ahli auditor yang menunjukan pendapatnya tentang kejujuran (fairness) sebuah laporan keuangan. Keyakinan publik pada reliabilitas laporan keuangan yang dihasilkansecara internal terletak pada validasi yang dilakukan oleh seorang auditor ahli dan independen, jasa ini sering disebut sebagai fungsi pembuktian (attest function).



Auditing Eksternal
Secara historis, tanggung jawab akuntan eksternal sebagai seorang auditor sistem terbatas pada fungsi pembuktian yang disebutkan sebelumnya.

 Assurance service
adalah jasa profesional, termasuk fungsi pembuktian yang didesain untuk meningkatan kualitas informasi, baik keuangan maupun non-keuangan, yangdigunakan oleh para pengambil keputusan.

 AuditingTI
 biasanya dilakukan sebagai bagian dari audit keuangan. Auditor TI membuktikan  integritas elemen-elemen dari sistem informasi organisasi yang semakin kompleks dengan adanya teknologi komputer

Auditing Internal
 Auditing internal merupakan fungsi penilaian dalam organisasi. Auditor internal melakukan serangkaian kegiatan atas nama organisasi, termasuk diantaranyamelakukan audit laporan keuangan, mengkaji kesesuaian kegiatan operasi dengankebijakan organisasi, mempelajari kesesuaian organisasi dengan kewajiban umum   mengevaluasi efisiensi operasional, mendeteksi dan mengejar kecurangan dalamperusahaan, dan melakukan audit TI








0 komentar:

Posting Komentar