Saya selalu
percaya dengan efek dari memberi. Memberi dalam hal apapun, dalam hal memberi
sedekah, memberi pertolongan, memberi bantuan, bahkan memberi dalam konteks
mentraktir teman-teman. Efek nya ? jelas apa yang kita beri itu akan ‘diganti’
oleh ALLAH. ‘diganti’ nya pun berlipat-lipat (Saya beberapa kali merasakannya),
tentu dengan di iringi keikhlasan. minggu kemarin saya lalui dengan beberapa
pekerjaan ‘memberi’. bukan untuk riya’, saya menulis ini nya hanya sekedar
untuk berbagi cerita, tak bermaksud untuk memamerkan. Semua dimulai saat saya
di tunjuk secara ‘paksa’ untuk menjadi ketua kelas. benar2 bukan keinginan
saya. Kebetulan saya jadi ketua kelas di mata kuliah Pengantar Sosiologi.
Proses pemilihannya pun saya merasa di dzalimi. Bagaimana tidak, pas Pak dosen
bertanya “Siapa yang mau jadi ketua kelas ?” teman-teman serentak meneriakkan
nama saya. Demokrasi buta ini, Benar-benar
saya di dzalimi. Akhirnya saya pun di tunjuk jadi ketua kelas, walau terpaksa
sih, yaa mencoba untuk ikhlas,hitung-hitung tambah pengalaman. Selama kuliah
baru semester 4 ini saya jadi ketua kelas.
Jadi saat minggu
kedua, dosen menyuruh saya untuk mengcopy-kan GBRP (GARIS BESAR PROGRAM
PENGAJARAN) kepada semua mahasiswa di kelas nya. Di kelas kami, total berjumlah
56 mahasiswa. Entah mengapa yang memilih kelas ini begitu banyak. ada 17
Mahasiswa jurusan Akuntansi angkatan 2011 di kelas ini, sisa nya itu Mahasiswa
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Manajemen angkatan 2012. Karena saya pikir “Ah paling
hanya selembar”, akhir nya saya menolak usulan teman-teman yang ingin
mengumpulkan uang. “Biar pake uang saya saja”, kata saya dengan mantap nya.
Setelah saya print, ternyata semua nya ada 6 lembar. Dan yang mau di copykan
ada 56 orang, berarti total nya 336 lembar, Hampir seperti 1 buku. Saya membuka
dompet dan melihat isi nya, ada selembar Rp 100.000. dan itu benar-benar uang
yang tersisa karena di rekening juga sudah tidak ada. Dengan mencoba untuk
tetap ikhlas, saya tetap meng-copy semua nya memakai biaya sendiri dengan
keyakinan “Pasti diganti dengan yang lebih besar oleh ALLAH”.
Minggu sore nya,
saya berkunjung ke rumah Paman di BTP, ada Nenek datang dari kampung (Kampung
saya di Belopa, silahkan cari dipeta atau Google Maps) bersama Paman yang
bekerja di Luwuk Banggai. Paman saya ini mau balik ke Luwuk Banggai besok nya. Malam
nya,Dia meminta saya untuk menemani nya membeli tas ransel sekaligus berkunjung
ke beberapa keluarga untuk bersilaturrahmi. Paman saya ini saking sibuk nya,
dari 2010, tidak pernah pulang kampung. Lebaran pun tidak pulang, maka nya saat
ada kesempatan libur, dia pulang dan berusaha bersilaturrahmi ke semua
keluarga-keluarga. Tepat jam 11, kami sudah tiba lagi di BTP. Saya lalu pamit pulang karena besok nya kuliah. Saat
pamit ke paman, Paman menyisipkan lembaran uang ke kantong kemeja saya. “Buat
jajan” kata paman. Saat tiba di rumah dan mengecek uang nya, ternyata 3 lembar
uang Rp.100.000. lihat, benar-benar diganti oleh ALLAH bukan ? berlipat-lipat
pula. Saya hanya bisa tersenyum dan tak henti-henti nya mengucap syukur dalam
hati.
0 komentar:
Posting Komentar