Pages

Selasa, 26 Februari 2013

Bukan untuk riya' (Minggu 2)








Saya selalu percaya dengan efek dari memberi. Memberi dalam hal apapun, dalam hal memberi sedekah, memberi pertolongan, memberi bantuan, bahkan memberi dalam konteks mentraktir teman-teman. Efek nya ? jelas apa yang kita beri itu akan ‘diganti’ oleh ALLAH. ‘diganti’ nya pun berlipat-lipat (Saya beberapa kali merasakannya), tentu dengan di iringi keikhlasan. minggu kemarin saya lalui dengan beberapa pekerjaan ‘memberi’. bukan untuk riya’, saya menulis ini nya hanya sekedar untuk berbagi cerita, tak bermaksud untuk memamerkan. Semua dimulai saat saya di tunjuk secara ‘paksa’ untuk menjadi ketua kelas. benar2 bukan keinginan saya. Kebetulan saya jadi ketua kelas di mata kuliah Pengantar Sosiologi. Proses pemilihannya pun saya merasa di dzalimi. Bagaimana tidak, pas Pak dosen bertanya “Siapa yang mau jadi ketua kelas ?” teman-teman serentak meneriakkan nama saya.  Demokrasi buta ini, Benar-benar saya di dzalimi. Akhirnya saya pun di tunjuk jadi ketua kelas, walau terpaksa sih, yaa mencoba untuk ikhlas,hitung-hitung tambah pengalaman. Selama kuliah baru semester 4 ini saya jadi ketua kelas.
Jadi saat minggu kedua, dosen menyuruh saya untuk mengcopy-kan GBRP (GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN) kepada semua mahasiswa di kelas nya. Di kelas kami, total berjumlah 56 mahasiswa. Entah mengapa yang memilih kelas ini begitu banyak. ada 17 Mahasiswa jurusan Akuntansi angkatan 2011 di kelas ini, sisa nya itu Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Manajemen angkatan 2012. Karena saya pikir “Ah paling hanya selembar”, akhir nya saya menolak usulan teman-teman yang ingin mengumpulkan uang. “Biar pake uang saya saja”, kata saya dengan mantap nya. Setelah saya print, ternyata semua nya ada 6 lembar. Dan yang mau di copykan ada 56 orang, berarti total nya 336 lembar, Hampir seperti 1 buku. Saya membuka dompet dan melihat isi nya, ada selembar Rp 100.000. dan itu benar-benar uang yang tersisa karena di rekening juga sudah tidak ada. Dengan mencoba untuk tetap ikhlas, saya tetap meng-copy semua nya memakai biaya sendiri dengan keyakinan “Pasti diganti dengan yang lebih besar oleh ALLAH”.
Minggu sore nya, saya berkunjung ke rumah Paman di BTP, ada Nenek datang dari kampung (Kampung saya di Belopa, silahkan cari dipeta atau Google Maps) bersama Paman yang bekerja di Luwuk Banggai. Paman saya ini mau balik ke Luwuk Banggai besok nya. Malam nya,Dia meminta saya untuk menemani nya membeli tas ransel sekaligus berkunjung ke beberapa keluarga untuk bersilaturrahmi. Paman saya ini saking sibuk nya, dari 2010, tidak pernah pulang kampung. Lebaran pun tidak pulang, maka nya saat ada kesempatan libur, dia pulang dan berusaha bersilaturrahmi ke semua keluarga-keluarga. Tepat jam 11, kami sudah tiba lagi di BTP. Saya lalu  pamit pulang karena besok nya kuliah. Saat pamit ke paman, Paman menyisipkan lembaran uang ke kantong kemeja saya. “Buat jajan” kata paman. Saat tiba di rumah dan mengecek uang nya, ternyata 3 lembar uang Rp.100.000. lihat, benar-benar diganti oleh ALLAH bukan ? berlipat-lipat pula. Saya hanya bisa tersenyum dan tak henti-henti nya mengucap syukur dalam hati.

  


0 komentar:

Posting Komentar