Pages

Sabtu, 20 April 2013

RMK PENGAUDITAN, CHAPTER 8 (Sumber : Boynton, Modern Auditing, Edisi 8)

CHAPTER 8 : MATERIALITY DECISION AND PERFORMING ANALYTYCAL PROCEDURES


1. MATERIALITAS
Materialitas mendasari penerapan standar-standar auditing yang berlaku umum, terutama standar pekerjaan lapangan dan pelaporan.oleh karena itu, materialitas memiliki dampak yang mendalam pada audit laporan keuangan. SAS 47,  Audit Risk and Materiality in Conducting Auditing (AU 312.08), menyatakan agar auditor mempertimbangkan materialitas dalam 1) Merencanakan audit dan 2) Mengevaluasi apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi yang berlaku umum
KONSEP MATERIALITAS
Financial Accounting Standard Board (FASB) mendefinisikan materialitas sebagai :
“Besarnya suatu penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang, dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan yang dilakukan oleh orang yang mengandalkan pada informasi  tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji tersebut.”
Definisi diatas mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan keadaan-keadaan yang berhubung dengan satuan usaha (perusahaan klien), dan informasi yang diperlukan oleh mereka yang akan bergantung pada laporan keuangan yang telah diaudit. Karena tanggung jawab menentukan apakah laporan keuangan salah saji secara material, auditor harus, berdasarkan temuan salah saji yang material, menyampaikan hal itu kepada klien sehingga bisa dilakukan tindakan koreksi. Sebagai contoh, suatu jumlah yang material bagi laporan keuangan suatu entitas mungkin tidak material bagi laporan keuangan entitas lainnya yang memiliki ukuran atau sifat yang berbeda. Juga apa yang material bagi laporan keuangan entitas tertentu mungkin akan berubah daru satu period eke periode lainnya.
2. PERTIMBANGAN PENDAHULUAN MENGENAI MATERIALITAS
Auditor melakukan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas dalam perencanaan auditnya yang disebut materialitas perencanaan, mungkin dapat berbeda dengan tingkat materialitas yang digunakan pada saat pengambilan kesimpulan audit dan dalam mengevaluasi temuan audit karena (1) keadaan yang melingkupi berubah (2) informasi tambahan tentang klien dapat diperoleh selama berlangsungnya audit.
Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus menilai materialitas pada dua tingkat berikut :
·         Tingkat laporan keuangan : karena pendapat auditor mengenai kewajaran meluas sampai laporan keuangan secara keseluruhan
·         Tingkat saldo akun : karena auditor menguji saldo akun dalam memperoleh kesimpulan keseluruhan atas kewajaran laporan keuangan
 MATERIALITAS PADA TINGKAT LAPORAN KEUANGAN
Materialitas laporan keuangan adalah salah saji agregat minimum dalam suatu laporan keuangan yang cukup penting untuk mencegah laporan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dalam konteks ini, salah saji mungkin diakibatkan karena penerapan yang salah dari GAAP, berangkat dari fakta, atau penghilangan informasi yang diperlukan. Dalam membuat suatu pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas, auditor mula-mula menentukan tingkat agregat (keseluruhan) materialitas untuk setiap laporan. Sebagai contoh, diperkirakan bahwa kekeliruan berjumlah $ 100.000 untuk laporan laba-rugi dan             $ 200.000 untuk neraca akan material. Dalam kasus ini tidak tepat bagi auditor untuk menggunakan materialitas neraca dalam meencanakan audit karena jika salah saji dalam neraca berjumlah hingga $ 200.000 juga mempengaruhi laporan laba-rugi akan mengandung salah saji yang material. Untuk tujuan perencanaan, auditor harus menggunakan tingkat agregat terkecil dari salah saji yang dipertimbangkan sebagai material untuk setiap laporan keuangan.
            Pertimbangan pendahuluan auditor mengenai materialitas seringkali dibuat enam hingga Sembilan bulan sebelum tanggal neraca. Pertimbangan materialitas melibatkan pertimbangan kuantitatif dan kualitatif
Pertimbangan Kuantitatif
Pada saat ini baik standar akuntansi maupun standar auditing berisi pedoman resmi mengenai pengukuran kuantitatif dari materialitas. Berikut adalah gambaran mengenai beberapa pedoman yang digunakan dalam praktik.
·         5% hingga 10% dari laba bersih sebelum pajak (10% untuk laba yang lebih kecil, 5% untuk laba yang lebih besar)
·         ½% hingga 1% dari total aktiva
·         1% dari ekuitas
·         ½% hingga 1% dari pendapatn kotor
·         Suatu presentase variabel berdasarkan mana yang lebih besar antara total aktiva atau total pendapatan
Pertimbangan Kualitatif
            Pertimbangan kualitatif berhubungan dengan penyebab dari salah saji. Salah saji yang secara kuantitatif tidak material mungkin secara kualitatif akan material. Hal ini dapat terjadi misalnya ketika salah saji diakibatkan oleh suatu ketidakberesan (irregularities) atau tindakan melanggar hukum oleh klien. Penemuan atas terjadinya hal-hal tersebut dapat mengakibatkan auditor menyimpulkan bahwa terdapat risiko yang signifikan akan adanya salah saji tambahan yang serupa.

MATERIALITAS PADA TINGKAT SALDO AKUN
Materialitas saldo akun adalah salah saji minimum yang dapat muncul dalam suatu saldo akun hingga dianggap mengandung salah saji material.  Salah saji hingga tingkat tersebut dikenal sebagai salah saji yang dapat ditolerir. Dalam pertimbangan mengenai materialitas pada tingkat saldo akun, auditor harus mempertimbangkan hubungan antara materialitas pada tingkat saldo akun dan materialitas pada tingkat laporan keuangan. Pertimbangan ini harus mengarahkan auditor untuk merencanakan audit guna mendeteksi salah saji yang mungkin tidak material secara individual, tetapi apabila diagresi dengan salah saji pada akun yang lainnya, mungkin akan material terhadap laporan keuangan secara keseluruhan.

MENGALOKASIKAN MATERIALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA AKUN-AKUN
Bila pertimbangan awal auditor tentang materialitas laporan keuangan dikuantifikasikan, penaksiran awal tentang materialitas untuk setiap akun dapat diperoleh dengan mengalokasikan materialitas laporan keuangan kea kun secara individual. Dalam melakukan alokasi, auditor harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya salah saji dalam akun tertentu dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk memverifikasi akun tersebut. Sebagai contoh, salah saji paling mungkin muncul pada persediaan dalam aktiva tetap.





Auditor mengantisipasi beberapa salah saji yang terdapat dalam kas, aktiva tetap, serta aktiva lancar dan tidak lancar lainnya. Berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan klien, auditor mengharapkan pengujian akun tersebut secara signifikan lebih murah untuk di audit dari pada akun-akun lainnya. Dengan mengasumsikan bahwa estimasi pendahuluan atas materialitas laporan keuangan sebesar $ 60.000, pertimbangan rencana alokasi alternatif berikut :






            Dalam rencana A, materialitas telah dialokasikan secara proporsional pada setiap akun tanpa memandang salah saji moneter yang diharapkan atau biaya audit. Dalam rencana B, alokasi materialitas yang lebih besar di buat terhadap piutang dan persediaan dimana diharapkan lebih banyak terdapat salah saji dan biaya deteksi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, jumlah bukti yang diperlukan untuk akun-akun tersebut dikurangi, jika dibandingkan dengan rencana A, karena hubungan terbalik antara materialitas saldo akun dan bukti.

3. HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS DAN BUKTI AUDIT
Materialitas adalah salah satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor mengenai kecukupan (kuantitas yang diperlukan) bahan bukti. Ada perbedaan antara istilah materialitas dengan saldo akun material. Contohnya, secara umum adalah benar mengatakan bahwa semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang diperlukan (hubungan terbalik). Secara umum juga benar untuk mengatakan bahwa semakin besar atau semakin signifikan suatu saldo akun, maka semakin besar jumlah bukti yang diperlukan (hubungan langsung).

4. MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS
            AU 329.02, Analytical Prosedures (SAS 56), mendefinisikan prosedur analitas sebagai “evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dengan data non keuangan. Prosedur analitis digunakan dalam audit untuk tujuan berikut :
1.      Dalam tahap perencanaan audit, untuk membantu auditor dalam merencanakan sifat, waktu dan luasnya prosedur audit lainnya.
2.      Dalam tahap pengujian, sebagai pengujian substansif untuk memperoleh bukti mengenai asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau transaksi.
3.      Pada penyelesaian audit, dalam melakukan review akhir terhadap kelayakan kesuluruhan laporan keuangan yang di audit.
Prosedur analitis dapat membantu audior dalam perencanaan dengan :
1.      Meningkatkatkan pemahaman auditor tentang bisnis klien.
2.      Mengidentifikasi hubungan yang tidak biasa serta fluktuasi yang tidak diharapkan dalam data yang mungkin mengindikasikan bidang yang memiliki risiko salah saji paling besar.
Langkah langkah yang terlibat dalam melaksanakan prosedur analitis adalah sebagai berikut :
MENGIDENTIFIKASI PERHITUNGAN DAN PERBANDINGAN YANG AKAN DILAKUKAN
Jenis perhitungan dan perbandingan data yang digunakan secara umum termasuk hal hal berikut :
- Perbandingan data absolut
Prosedur ini membandingkan jumlah saat ini,seperti saldo akun, dengan suatu jumlah yang diharapkan atau diprediksi.
- Laporan keuangan ukuran umum
Prosedur ini membandingkan presentasi dari total yang berhubungan yang direpresentasikan oleh komponen laporan keuangan dengan jumlah yang diharapkan.
- Analisis rasio
Sejumlah rasio yang seringkali digunakan oleh manajemen atau analisis keuangan dapat dihitung dan dibandingkan dengan nilai yang diharapkan untuk rasio tersebut. Jumlah dari hasil perhitungan dapat dianalisis secara individual atau dalam kelompok yang berhubungan seperti rasio solvabilitas, efisiensi, dan profitabilitas.

- Analisis tren
Analisis tren melibatkan perbandingan beberapa data bagi lebih dari dua periode akuntansi untuk mengidentifikasi perubahan penting yang mungkin tidak nyata dari perbandingan yang terbatas pada periode saat ini dan periode masa lalu
- Hubungan informasi keuangan dengan informasi non keuangan
Data nonkeuangan seperti jumlah karyawan, luas ruang penjualan, dan volume barang yang diproduksi mungkin berguna dalam memperkirakan saldo akun yang berhubungan seperti beban gaji, penjualan, dan harga pokok produksi.
MENGEMBANGKAN EKSPEKTASI
Dasar pemikiran yang mendasari prosedur analitis dalam audit adalah hubungan antardata dapat diharapkan untuk terus berlanjut dalam ketidakberadaan kondisi yang diketahui atau sebaliknya. Selain itu, penting bagi auditor untuk mengembangkan secara independen ekspektasi sebelum melaksanakan perhitungan mengenai data klien sehingga perbandingan akhir tidak bias, dasar pemikiran ini digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dari berbagai sumber.

- Informasi keuangan klien untuk periode masa lalu yang dapat dibandingan memberikan pertimbangan bagi perubahan yang diketahui. Secara sederhana diasumsikan bahwa suatu saldo akun periode berjalan, persentase ukuran umum, rasio atau hubungan antara data keuangan dan data nonkeuangan harus memperkirakan jumlah periode masa lalu.
- Hasil yang diantisipasi berdasarkan anggaran formal dan peramalan. Pendekatan ini termasuk anggaran yang disiapkan klien, dan peramalan yang disiapkan oleh auditor.
- Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangan dalam suatu periode. Hal ini termasuk mempertimbangkan bagaimana perubahan dalam satu taun diharapkan akan mempengaruhi akun lainnya.
- Data industri. Persentase ukuran umum, rasio, dan data tren perusahaan dalam suatu industri tersedia untuk tujuan perbandingan dari sumber-sumber.
MELAKSANAKAN PENGHITUNGAN/PERBANDINGAN
Langkah ini termasuk mengakumulasi data yang akan digunakan dalam menghitung jumlah absolut dan persentase perbedaan antara jumlah saat ini dan tahun lalu, menghitung data ukuran umum serta data rasio, dan lain sebagainya. Selain itu, langkah ini juga termasuk pengumpulan data industri untuk tujuan perbandingan.
MENGANALISIS DATA DAN MENGIDENTIFIKASI PERBEDAAN SIGNIFIKAN
Analisis atas perhitungan dan perbandingan harus membuat auditor lebih memahami bisnis klien. Sebagai contoh, analisis mengenai data rasio yang tepat menyediakan penilaian berkelanjutan atas solvabilitas, efisiensi dan profitabilitas relatif terhada tahun lalu dan terhadap perusahaan lain dalam industri yang sama. Secara serupa, perbandingan data entitas tahun berjalan dan tahun lalu akan membantu auditor untuk memahami dampak kejadian atau keputusan penting terhadap laporan keuangan entitas.
MENYELIDIKI PERBEDAAN SIGNIFIKAN YANG TIDAK DIHARAPKAN
            Perbedaan signifikan yang tidak diharapkan harus diselidiki. Hal ini biasanya melibatkan pertimbangan ulang metode-metode dan faktor-faktor yang digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dan mengajukan pertanyaan kepada manajemen, kadang-kadang informasi baru akan mendukung perbaikan ekspektasi, yang pada akhirnya akan menghilangkan perbedaan signifikan.
MENENTUKAN DAMPAK ATAS PERENCANAAN AUDIT
Perbedaan signifikan yang tidak dapat dijelaskan biasanya dianggap sebagai indikasi suatu peningkatan risiko salah saji dalam akun-akun yang terlibat dalam perhitungan perbandingan. Dalam kasus ini, auditor biasanya akan merencanakan untuk melaksanakan pengujian yang ebih mendetil terhadap akun-aku tersebut. Prosedur analitis sering menyediakan auditor petunjuk mengenai apakah suatu akun lebih mungkin dinyatakan lebih saji atau kurang saji. Dengan mengarahkan perhatian auditor terhadap bidang-bidang yang memiliki risiko lebih tinggi, prosedur analitis dapat memberikan kontribusi bagi pelaksanaan audit yang lebih efektif dan efisien.          














0 komentar:

Posting Komentar