CHAPTER 8 : MATERIALITY DECISION AND PERFORMING ANALYTYCAL PROCEDURES
1. MATERIALITAS
1. MATERIALITAS
Materialitas
mendasari penerapan standar-standar auditing yang berlaku umum, terutama
standar pekerjaan lapangan dan pelaporan.oleh karena itu, materialitas memiliki
dampak yang mendalam pada audit laporan keuangan. SAS 47, Audit Risk and Materiality in Conducting
Auditing (AU 312.08), menyatakan agar auditor mempertimbangkan materialitas
dalam 1) Merencanakan audit dan 2) Mengevaluasi apakah laporan keuangan secara
keseluruhan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi
yang berlaku umum
KONSEP MATERIALITAS
Financial Accounting Standard Board (FASB) mendefinisikan materialitas
sebagai :
“Besarnya suatu penghapusan atau salah
saji informasi keuangan yang, dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan
pertimbangan yang dilakukan oleh orang yang mengandalkan pada informasi
tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji
tersebut.”
Definisi diatas mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan
keadaan-keadaan yang berhubung dengan satuan usaha (perusahaan klien), dan
informasi yang diperlukan oleh mereka yang akan bergantung pada laporan
keuangan yang telah diaudit. Karena tanggung jawab menentukan apakah laporan
keuangan salah saji secara material, auditor harus, berdasarkan temuan salah
saji yang material, menyampaikan hal itu kepada klien sehingga bisa dilakukan
tindakan koreksi. Sebagai contoh, suatu jumlah yang material bagi laporan
keuangan suatu entitas mungkin tidak material bagi laporan keuangan entitas
lainnya yang memiliki ukuran atau sifat yang berbeda. Juga apa yang material
bagi laporan keuangan entitas tertentu mungkin akan berubah daru satu period
eke periode lainnya.
2. PERTIMBANGAN
PENDAHULUAN MENGENAI MATERIALITAS
Auditor melakukan pertimbangan awal tentang tingkat
materialitas dalam perencanaan auditnya yang disebut materialitas perencanaan,
mungkin dapat berbeda dengan tingkat materialitas yang digunakan pada saat
pengambilan kesimpulan audit dan dalam mengevaluasi temuan audit karena (1)
keadaan yang melingkupi berubah (2) informasi tambahan tentang klien dapat
diperoleh selama berlangsungnya audit.
Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus menilai
materialitas pada dua tingkat berikut :
·
Tingkat laporan keuangan
: karena pendapat auditor mengenai kewajaran meluas sampai laporan keuangan
secara keseluruhan
·
Tingkat saldo akun :
karena auditor menguji saldo akun dalam memperoleh kesimpulan keseluruhan atas
kewajaran laporan keuangan
MATERIALITAS PADA TINGKAT LAPORAN KEUANGAN
Materialitas laporan keuangan adalah salah saji agregat
minimum dalam suatu laporan keuangan yang cukup penting untuk mencegah laporan
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Dalam konteks ini, salah saji mungkin diakibatkan karena penerapan yang
salah dari GAAP, berangkat dari fakta, atau penghilangan informasi yang
diperlukan. Dalam membuat suatu pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas,
auditor mula-mula menentukan tingkat agregat (keseluruhan) materialitas untuk
setiap laporan. Sebagai contoh, diperkirakan bahwa kekeliruan berjumlah $
100.000 untuk laporan laba-rugi dan $ 200.000 untuk neraca akan
material. Dalam kasus ini tidak tepat bagi auditor untuk menggunakan
materialitas neraca dalam meencanakan audit karena jika salah saji dalam neraca
berjumlah hingga $ 200.000 juga mempengaruhi laporan laba-rugi akan mengandung
salah saji yang material. Untuk tujuan perencanaan, auditor harus menggunakan
tingkat agregat terkecil dari salah saji yang dipertimbangkan sebagai material
untuk setiap laporan keuangan.
Pertimbangan
pendahuluan auditor mengenai materialitas seringkali dibuat enam hingga
Sembilan bulan sebelum tanggal neraca. Pertimbangan materialitas melibatkan pertimbangan
kuantitatif dan kualitatif
Pertimbangan Kuantitatif
Pada saat ini baik standar
akuntansi maupun standar auditing berisi pedoman resmi mengenai pengukuran
kuantitatif dari materialitas. Berikut adalah gambaran mengenai beberapa
pedoman yang digunakan dalam praktik.
·
5% hingga 10% dari laba
bersih sebelum pajak (10% untuk laba yang lebih kecil, 5% untuk laba yang lebih
besar)
·
½% hingga 1% dari total
aktiva
·
1% dari ekuitas
·
½% hingga 1% dari
pendapatn kotor
·
Suatu presentase
variabel berdasarkan mana yang lebih besar antara total aktiva atau total
pendapatan
Pertimbangan Kualitatif
Pertimbangan
kualitatif berhubungan dengan penyebab dari salah saji. Salah saji yang secara
kuantitatif tidak material mungkin secara kualitatif akan material. Hal ini dapat
terjadi misalnya ketika salah saji diakibatkan oleh suatu ketidakberesan
(irregularities) atau tindakan melanggar hukum oleh klien. Penemuan atas
terjadinya hal-hal tersebut dapat mengakibatkan auditor menyimpulkan bahwa
terdapat risiko yang signifikan akan adanya salah saji tambahan yang serupa.
MATERIALITAS PADA
TINGKAT SALDO AKUN
Materialitas saldo akun adalah
salah saji minimum yang dapat muncul dalam suatu saldo akun hingga dianggap
mengandung salah saji material. Salah
saji hingga tingkat tersebut dikenal sebagai salah saji yang dapat ditolerir.
Dalam pertimbangan mengenai materialitas pada tingkat saldo akun, auditor harus
mempertimbangkan hubungan antara materialitas pada tingkat saldo akun dan
materialitas pada tingkat laporan keuangan. Pertimbangan ini harus mengarahkan
auditor untuk merencanakan audit guna mendeteksi salah saji yang mungkin tidak
material secara individual, tetapi apabila diagresi dengan salah saji pada akun
yang lainnya, mungkin akan material terhadap laporan keuangan secara
keseluruhan.
MENGALOKASIKAN
MATERIALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA AKUN-AKUN
Bila pertimbangan awal auditor
tentang materialitas laporan keuangan dikuantifikasikan, penaksiran awal
tentang materialitas untuk setiap akun dapat diperoleh dengan mengalokasikan
materialitas laporan keuangan kea kun secara individual. Dalam melakukan
alokasi, auditor harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya salah saji dalam
akun tertentu dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk memverifikasi akun
tersebut. Sebagai contoh, salah saji paling mungkin muncul pada persediaan
dalam aktiva tetap.
Auditor mengantisipasi beberapa salah saji yang terdapat
dalam kas, aktiva tetap, serta aktiva lancar dan tidak lancar lainnya.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan klien, auditor mengharapkan pengujian
akun tersebut secara signifikan lebih murah untuk di audit dari pada akun-akun
lainnya. Dengan mengasumsikan bahwa estimasi pendahuluan atas materialitas
laporan keuangan sebesar $ 60.000, pertimbangan rencana alokasi alternatif
berikut :
Dalam
rencana A, materialitas telah dialokasikan secara proporsional pada setiap akun
tanpa memandang salah saji moneter yang diharapkan atau biaya audit. Dalam
rencana B, alokasi materialitas yang lebih besar di buat terhadap piutang dan
persediaan dimana diharapkan lebih banyak terdapat salah saji dan biaya deteksi
yang lebih tinggi. Oleh karena itu, jumlah bukti yang diperlukan untuk
akun-akun tersebut dikurangi, jika dibandingkan dengan rencana A, karena
hubungan terbalik antara materialitas saldo akun dan bukti.
3. HUBUNGAN ANTARA
MATERIALITAS DAN BUKTI AUDIT
Materialitas adalah salah satu dari
faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor mengenai kecukupan
(kuantitas yang diperlukan) bahan bukti. Ada perbedaan antara istilah
materialitas dengan saldo akun material. Contohnya, secara umum adalah benar
mengatakan bahwa semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah
bukti yang diperlukan (hubungan terbalik). Secara umum juga benar untuk
mengatakan bahwa semakin besar atau semakin signifikan suatu saldo akun, maka
semakin besar jumlah bukti yang diperlukan (hubungan langsung).
4. MELAKSANAKAN
PROSEDUR ANALITIS
AU 329.02,
Analytical Prosedures (SAS 56), mendefinisikan prosedur analitas sebagai
“evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan yang
masuk akal antara data keuangan dengan data non keuangan. Prosedur analitis
digunakan dalam audit untuk tujuan berikut :
1. Dalam tahap perencanaan audit, untuk membantu auditor dalam
merencanakan sifat, waktu dan luasnya prosedur audit lainnya.
2. Dalam tahap pengujian, sebagai pengujian substansif untuk
memperoleh bukti mengenai asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun
atau transaksi.
3. Pada penyelesaian audit, dalam melakukan review akhir
terhadap kelayakan kesuluruhan laporan keuangan yang di audit.
Prosedur analitis dapat membantu audior dalam perencanaan
dengan :
1. Meningkatkatkan pemahaman auditor tentang bisnis klien.
2. Mengidentifikasi hubungan yang tidak biasa serta fluktuasi
yang tidak diharapkan dalam data yang mungkin mengindikasikan bidang yang
memiliki risiko salah saji paling besar.
Langkah langkah yang terlibat dalam melaksanakan prosedur
analitis adalah sebagai berikut :
MENGIDENTIFIKASI
PERHITUNGAN DAN PERBANDINGAN YANG AKAN DILAKUKAN
Jenis perhitungan dan perbandingan data yang digunakan secara
umum termasuk hal hal berikut :
- Perbandingan
data absolut
Prosedur ini membandingkan jumlah saat ini,seperti saldo akun, dengan suatu jumlah yang diharapkan atau diprediksi.
- Laporan keuangan ukuran umum
Prosedur ini membandingkan presentasi dari total yang berhubungan yang direpresentasikan oleh komponen laporan keuangan dengan jumlah yang diharapkan.
- Analisis rasio
Sejumlah rasio yang seringkali digunakan oleh manajemen atau analisis keuangan dapat dihitung dan dibandingkan dengan nilai yang diharapkan untuk rasio tersebut. Jumlah dari hasil perhitungan dapat dianalisis secara individual atau dalam kelompok yang berhubungan seperti rasio solvabilitas, efisiensi, dan profitabilitas.
Prosedur ini membandingkan jumlah saat ini,seperti saldo akun, dengan suatu jumlah yang diharapkan atau diprediksi.
- Laporan keuangan ukuran umum
Prosedur ini membandingkan presentasi dari total yang berhubungan yang direpresentasikan oleh komponen laporan keuangan dengan jumlah yang diharapkan.
- Analisis rasio
Sejumlah rasio yang seringkali digunakan oleh manajemen atau analisis keuangan dapat dihitung dan dibandingkan dengan nilai yang diharapkan untuk rasio tersebut. Jumlah dari hasil perhitungan dapat dianalisis secara individual atau dalam kelompok yang berhubungan seperti rasio solvabilitas, efisiensi, dan profitabilitas.
- Analisis tren
Analisis tren melibatkan perbandingan beberapa data bagi lebih dari dua periode akuntansi untuk mengidentifikasi perubahan penting yang mungkin tidak nyata dari perbandingan yang terbatas pada periode saat ini dan periode masa lalu
- Hubungan informasi keuangan dengan informasi non keuangan
Data nonkeuangan seperti jumlah karyawan, luas ruang penjualan, dan volume barang yang diproduksi mungkin berguna dalam memperkirakan saldo akun yang berhubungan seperti beban gaji, penjualan, dan harga pokok produksi.
Analisis tren melibatkan perbandingan beberapa data bagi lebih dari dua periode akuntansi untuk mengidentifikasi perubahan penting yang mungkin tidak nyata dari perbandingan yang terbatas pada periode saat ini dan periode masa lalu
- Hubungan informasi keuangan dengan informasi non keuangan
Data nonkeuangan seperti jumlah karyawan, luas ruang penjualan, dan volume barang yang diproduksi mungkin berguna dalam memperkirakan saldo akun yang berhubungan seperti beban gaji, penjualan, dan harga pokok produksi.
MENGEMBANGKAN
EKSPEKTASI
Dasar pemikiran yang mendasari prosedur analitis dalam audit
adalah hubungan antardata dapat diharapkan untuk terus berlanjut dalam
ketidakberadaan kondisi yang diketahui atau sebaliknya. Selain itu, penting
bagi auditor untuk mengembangkan secara independen ekspektasi sebelum
melaksanakan perhitungan mengenai data klien sehingga perbandingan akhir tidak
bias, dasar pemikiran ini digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dari
berbagai sumber.
- Informasi
keuangan klien untuk periode masa lalu yang dapat dibandingan memberikan pertimbangan bagi perubahan yang diketahui.
Secara sederhana diasumsikan bahwa suatu saldo akun periode berjalan,
persentase ukuran umum, rasio atau hubungan antara data keuangan dan data
nonkeuangan harus memperkirakan jumlah periode masa lalu.
- Hasil yang diantisipasi berdasarkan anggaran formal dan peramalan. Pendekatan ini termasuk anggaran yang disiapkan klien, dan peramalan yang disiapkan oleh auditor.
- Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangan dalam suatu periode. Hal ini termasuk mempertimbangkan bagaimana perubahan dalam satu taun diharapkan akan mempengaruhi akun lainnya.
- Data industri. Persentase ukuran umum, rasio, dan data tren perusahaan dalam suatu industri tersedia untuk tujuan perbandingan dari sumber-sumber.
- Hasil yang diantisipasi berdasarkan anggaran formal dan peramalan. Pendekatan ini termasuk anggaran yang disiapkan klien, dan peramalan yang disiapkan oleh auditor.
- Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangan dalam suatu periode. Hal ini termasuk mempertimbangkan bagaimana perubahan dalam satu taun diharapkan akan mempengaruhi akun lainnya.
- Data industri. Persentase ukuran umum, rasio, dan data tren perusahaan dalam suatu industri tersedia untuk tujuan perbandingan dari sumber-sumber.
MELAKSANAKAN PENGHITUNGAN/PERBANDINGAN
Langkah ini termasuk mengakumulasi data yang akan digunakan
dalam menghitung jumlah absolut dan persentase perbedaan antara jumlah saat ini
dan tahun lalu, menghitung data ukuran umum serta data rasio, dan lain
sebagainya. Selain itu, langkah ini juga termasuk pengumpulan data industri
untuk tujuan perbandingan.
MENGANALISIS DATA DAN MENGIDENTIFIKASI PERBEDAAN SIGNIFIKAN
Analisis atas perhitungan dan perbandingan harus membuat
auditor lebih memahami bisnis klien. Sebagai contoh, analisis mengenai data
rasio yang tepat menyediakan penilaian berkelanjutan atas solvabilitas,
efisiensi dan profitabilitas relatif terhada tahun lalu dan terhadap perusahaan
lain dalam industri yang sama. Secara serupa, perbandingan data entitas tahun
berjalan dan tahun lalu akan membantu auditor untuk memahami dampak kejadian
atau keputusan penting terhadap laporan keuangan entitas.
MENYELIDIKI
PERBEDAAN SIGNIFIKAN YANG TIDAK DIHARAPKAN
Perbedaan
signifikan yang tidak diharapkan harus diselidiki. Hal ini biasanya melibatkan
pertimbangan ulang metode-metode dan faktor-faktor yang digunakan dalam
mengembangkan ekspektasi dan mengajukan pertanyaan kepada manajemen,
kadang-kadang informasi baru akan mendukung perbaikan ekspektasi, yang pada
akhirnya akan menghilangkan perbedaan signifikan.
MENENTUKAN DAMPAK
ATAS PERENCANAAN AUDIT
Perbedaan signifikan yang tidak dapat dijelaskan biasanya
dianggap sebagai indikasi suatu peningkatan risiko salah saji dalam akun-akun
yang terlibat dalam perhitungan perbandingan. Dalam kasus ini, auditor biasanya
akan merencanakan untuk melaksanakan pengujian yang ebih mendetil terhadap
akun-aku tersebut. Prosedur analitis sering menyediakan auditor petunjuk
mengenai apakah suatu akun lebih mungkin dinyatakan lebih saji atau kurang
saji. Dengan mengarahkan perhatian auditor terhadap bidang-bidang yang memiliki
risiko lebih tinggi, prosedur analitis dapat memberikan kontribusi bagi
pelaksanaan audit yang lebih efektif dan efisien.